Mitos dan Fakta Tentang Vaksin COVID-19

Mitos dan Fakta Tentang Vaksin COVID-19 vitamin6 informasi-kesehatan

Mitos dan Fakta Tentang Vaksin COVID-19

1) Mitos: Vaksin COVID-19 dikembangkan dengan cepat, sehingga tidak dapat diandalkan.

Abstrak

Ada banyak mitos dan kesalahpahaman tentang vaksin COVID-19. Dalam artikel ini, kami telah memberikan fakta tentang mitos umum seputar vaksin COVID-19. Informasi yang tepat akan membantu masyarakat dalam memahami penggunaan vaksin yang sebenarnya dan menerimanya.

Fakta: Vaksin COVID-19, atau vaksin lain untuk tujuan itu, menjalani pengujian ekstensif sebelum disetujui. Mereka menjalani berbagai uji klinis untuk memenuhi standar keamanan. Uji klinis yang dilakukan untuk vaksin membantu dalam persetujuan vaksinasi. Beberapa informasi sudah tersedia tentang Coronavirus lain seperti SARS (sindrom pernapasan akut parah) dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah). Jadi, peneliti bisa mengembangkan vaksin dengan cepat, dan kita harus benar-benar bersyukur atas perkembangan vaksin COVID-19 yang pesat.

2) Mitos: Vaksin COVID-19 menyebabkan reaksi alergi pada semua.

* Tidak dapat menemukan informasi yang Anda cari? Silakan merujuk ke berbagai “Tips Kesehatan” terkait posting Vitamin Six. *

(Tips Kesehatan)

3) Mitos: Vaksin COVID-19 dapat menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa.

4) Mitos: Vaksin COVID-19 akan mengubah sistem kekebalan tubuh saya.

6) Mitos: Saya telah didiagnosis terinfeksi COVID-19, jadi saya tidak wajib menerima vaksin.

7) Mitos: Setelah gejala COVID-19 saya hilang, saya negatif COVID-19, dan saya tidak perlu vaksinasi.

8) Mitos: Saya menerima vaksin COVID-19, jadi saya tidak perlu masker.

9) Mitos: Saya bisa berhenti sering mencuci tangan setelah mendapatkan vaksin COVID-19.

10) Mitos: Saya akan terkena COVID-19 setelah menerima vaksin.

Fakta: Vaksin COVID-19 tidak mengandung virus hidup penyebab COVID-19. Vaksin mengandung virus yang dimodifikasi secara genetik atau virus mati yang memerintahkan sel untuk memproduksi protein untuk melawan infeksi. Juga, tidak ada strain aktif virus SARS-CoV-2 yang ada dalam vaksin. Oleh karena itu, tidak ada kemungkinan tertular COVID-19. Mungkin ada efek samping tertentu, tetapi itu sebenarnya menunjukkan respons imun positif terhadap infeksi.

11) Mitos: Pasien dengan kondisi yang mendasarinya tidak boleh mendapatkan vaksinasi.

Fakta:

12) Mitos: Orang yang memiliki sistem kekebalan yang tertekan tidak boleh mendapatkan vaksinasi.